Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup yang semakin sibuk dan Kehidupan sehari-hari seringkali membuat seseorang terjebak dalam rutinitas yang padat dan terkadang memaksa kita untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, banyak orang yang mengembangkan kebiasaan menjadi "deadliner" atau menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu yang telah ditetapkan.
Deadliner" adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang merujuk pada seseorang yang terbiasa menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu akhir atau deadline. Kebiasaan ini seringkali dianggap buruk karena dapat mengakibatkan tekanan yang tinggi dan kualitas pekerjaan yang buruk.
Sebagai seorang pekerja atau mahasiswa yang memiliki banyak tugas dan tanggung jawab, seringkali kitabmerasa terjebak dalam kebiasaan menjadi deadliner atau menunda-nunda pekerjaan hingga batas waktu yang sangat dekat. Meskipun terkadang kebiasaan ini bisa membuat kita merasa terpacu untuk bekerja lebih efektif dan efisien, namun pada kenyataannya, menjadi deadliner bisa memiliki banyak efek samping yang buruk bagi diri kita sendiri Oleh karena itu, banyak orang yang mengembangkan kebiasaan menjadi "deadliner" atau menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu yang telah ditetapkan. Namun, kebiasaan ini sebenarnya memiliki efek samping yang tidak baik bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Hingga deadliner dapat mempengaruhi produktivitas seseorang. Saat seseorang menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu akhir, maka kualitas kerja dan hasil akhir yang dihasilkan cenderung tidak optimal. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak memiliki waktu yang cukup untuk merefleksikan dan merevisi pekerjaannya.
EFEK SAMPING MENJADI DEADLINER
Meningkatkan stress
Tingkat stres dan kecemasan saat seseorang menunda-nunda pekerjaan, maka tekanan waktu semakin meningkat, dan hal ini dapat memicu perasaan cemas dan stres. Tingkat stres yang tinggi dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
Menurunkan kualitas pekerjaan
Terburu-buru untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, Seringkali tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan memperhatikan detailnya. Akibatnya, kualitas pekerjaan yang kita lakukan bisa menurun dan bisa berdampak pada reputasi dan kinerja kita di tempat kerja atau di lingkungan akademik.
Kurangnya waktu untuk perencanaan dan persiapan
Ketika seseorang menjadi deadliner, ia seringkali tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan dan persiapan yang baik sebelum memulai pekerjaan. Akibatnya, pekerjaan yang dihasilkan cenderung kurang terorganisir dan kurang memperhatikan detail, sehingga kualitasnya menurun.
Tekanan waktu yang tinggi
Menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu yang ditentukan, ia akan merasakan tekanan waktu yang tinggi. Hal ini dapat membuatnya merasa terburu-buru dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan dengan cermat dan teliti. Akibatnya, kualitas pekerjaan dapat menurun.
Keterbatasan kreativitas
Ketika seseorang terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan, ia mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan alternatif solusi atau ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaannya. Akibatnya, kualitas pekerjaan yang dihasilkan cenderung standar dan kurang inovatif.
Kurangnya fokus dan perhatian
Ketika seseorang menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu yang ditentukan, ia mungkin merasa cemas atau stres. Hal ini dapat membuatnya sulit untuk fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Akibatnya, ia mungkin melewatkan detail penting atau membuat kesalahan yang dapat menurunkan kualitas pekerjaannya.
Mempengaruhi kesehatan fisik dan mental
Terlalu sering menjadi deadliner juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita. Tingkat stres yang tinggi, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri bisa mempengaruhi kesehatan fisik kita, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya.
Ketika seseorang menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu yang ditentukan, ia mungkin merasa cemas atau stres. Hal ini dapat membuatnya sulit untuk fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Akibatnya ia mungkin melewatkan detail penting atau membuat kesalahan yang dapat menurunkan kualitas pekerjaannya.
Karena alasan-alasan tersebut, menjadi deadliner dapat menurunkan kualitas kerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari kebiasaan menunda-nunda pekerjaan dan melakukan perencanaan dan persiapan yang baik sebelum memulai pekerjaan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan dan memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Bekerja saat Sakit Flu, Apakah Berbahaya?
Bagaimana Stres Akibat Hektik Dapat Meningkatkan Risiko Flu dan Sakit Kepala?
Sakit Flu Akibat Kerja Berat Ini Dia Solusinya