Alasan dan Dampak di Balik Perilaku Deadliner Mahasiswa

Alasan dan Dampak di Balik Perilaku Deadliner Mahasiswa

Deadliner merupakan sebutan untuk orang-orang yang suka menyelesaikan pekerjaan atau tugas di saat-saat terakhir. Mereka biasanya memiliki alasan-alasan tertentu untuk melakukan hal tersebut, salah satunya sering digunakan untuk menggambarkan Mahasiswa deadliner yang cenderung menunda pengerjaan tugas kuliah hingga mendekati batas waktu deadline. Istilah ini mengacu pada kebiasaan mahasiswa yang mengerjakan tugas mereka dalam periode waktu yang terbatas sebelum tenggat waktu yang ditentukan.

Banyak orang memiliki pandangan bahwa mahasiswa deadliner adalah individu yang malas, tidak mampu mengatur waktu dengan baik, dan kurang bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Mereka dianggap tidak memperhatikan pentingnya mengalokasikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas dengan baik sebelum deadline.

Menjadi deadliner berarti mereka menyerahkan diri pada tekanan deadline yang mepet. Mereka harus bekerja dengan cepat dan terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan lebih santai dan rapi jika mereka mulai lebih awal. Mereka juga harus mengorbankan waktu istirahat, makan, atau bersantai mereka untuk mengejar ketinggalan.

 

 

ALASAN MAHASISWA MENJADI DEADLINER

 

Tidak semua mahasiswa yang menjadi deadliner adalah benar-benar malas atau tidak peduli terhadap tugas mereka. Ada berbagai alasan mengapa seorang mahasiswa mungkin mengembangkan kebiasaan ini.

Meskipun sering kali dianggap sebagai mahasiswa yang malas, tidak bisa mengatur waktu, dan tidak bertanggung jawab, penting untuk memahami bahwa ada berbagai faktor dan alasan di balik kebiasaan ini. Setiap individu memiliki cara kerja dan strategi yang berbeda dalam menyelesaikan tugas mereka, dan tidak semua mahasiswa yang menjadi deadliner adalah benar-benar malas atau tidak peduli terhadap tugas mereka.

Lalu, apa saja alasan yang membuat mahasiswa menjadi deadliner? Dan apa saja akibatnya bagi mereka? Berikut ini adalah beberapa penjelasannya :

 

1. Ide muncul saat terdesak.

Beberapa mahasiswa merasa bahwa ide-ide baru dan kreatif hanya muncul ketika mereka mendapat tekanan deadline. Mereka merasa bahwa jika mereka mengerjakan pekerjaan lebih awal, mereka tidak akan mendapat inspirasi atau motivasi untuk membuat pekerjaan yang bagus. Mereka lebih suka menunggu hingga saat-saat terakhir untuk memulai atau menyelesaikan pekerjaan mereka.

2. Yang lain juga belum mengerjakan.

Beberapa mahasiswa merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menjadi deadliner. Mereka melihat bahwa teman-teman sekelas atau sejurusan mereka juga belum mengerjakan pekerjaan yang sama. Mereka merasa bahwa jika mereka mengerjakan pekerjaan lebih awal, mereka akan terlihat aneh atau berbeda dari yang lain. Mereka lebih suka mengikuti arus atau tren yang ada di lingkungan mereka.

3. Nilai lebih bagus jika menjadi deadliner.

Mahasiswa merasa bahwa hasil pekerjaan mereka akan lebih bagus jika mereka mengerjakannya di saat-saat terakhir. Mereka merasa bahwa jika mereka mengerjakan pekerjaan lebih awal, mereka akan kehilangan fokus atau semangat untuk memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaannya. Mereka merasa bahwa jika mereka mengerjakan pekerjaan di saat-saat terakhir, mereka akan mendapat dorongan adrenalin atau energi ekstra untuk membuat pekerjaan yang luar biasa.

 

Akibat Menjadi Deadliner bagi Mahasiswa

Meskipun ada beberapa alasan yang mungkin membuat mahasiswa menjadi deadliner, tetapi hal itu tidak berarti bahwa menjadi deadliner adalah hal yang baik atau benar. Menjadi deadliner bisa membawa akibat buruk bagi mahasiswa, antara lain:

 

1. Hasil kurang maksimal.

Mahasiswa yang menjadi deadliner biasanya tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik dan rapi karena mereka harus bekerja dengan cepat dan terburu-buru. Mereka mungkin tidak bisa memeriksa atau merevisi pekerjaan mereka dengan teliti atau menyeluruh. Mereka mungkin juga tidak bisa mengikuti instruksi, kriteria, atau standar yang ditetapkan oleh dosen, teman sekelas, atau klien mereka.

2. Merasa stres karena waktu yang kurang.

Mahasiswa yang menjadi deadliner biasanya merasa stres atau cemas karena mereka harus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang singkat. Mereka mungkin tidak bisa berpikir atau berkonsentrasi dengan baik karena mereka terganggu oleh hal-hal lain yang lebih menyenangkan atau bermanfaat bagi mereka. Mereka mungkin juga tidak bisa mengatasi tekanan atau tantangan yang muncul dengan baik.

3. Menyebabkan manajemen waktu yang buruk.

Mahasiswa yang menjadi deadliner biasanya tidak bisa mengatur waktu mereka dengan baik. Mereka mungkin sering terlambat, tidak tepat waktu, atau melewatkan deadline. Mereka mungkin juga tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan, belajar, dan kegiatan lainnya dengan seimbang. Mereka mungkin juga tidak bisa menyesuaikan diri dengan jadwal atau perubahan yang ada.

4. Berdampak pada kesehatan.

Mahasiswa yang menjadi deadliner biasanya mengorbankan kesehatan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka mungkin sering kurang tidur, kurang makan, atau kurang berolahraga. Mereka mungkin juga mengonsumsi kafein, rokok, atau obat-obatan untuk tetap terjaga atau berenergi. Hal-hal ini bisa menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, gangguan tidur, gangguan pencernaan, gangguan kardiovaskular, atau gangguan mental.

 

Menjadi deadliner adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak mahasiswa, terutama di era digital seperti sekarang ini. Banyak hal yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan yang harus diselesaikan, seperti media sosial, game online, atau streaming film. Padahal, menjadi deadliner bisa membawa akibat buruk bagi kesehatan, produktivitas, dan kualitas pekerjaan mereka.

Ada beberapa alasan yang mungkin membuat mahasiswa menjadi deadliner, seperti ide muncul saat terdesak, yang lain juga belum mengerjakan, ngetren, atau nilai lebih bagus jika menjadi deadliner. Namun, ada juga akibat buruk yang bisa ditimbulkan oleh kebiasaan ini, seperti hasil kurang maksimal, merasa stres karena waktu yang kurang, menyebabkan manajemen waktu yang buruk, atau berdampak pada kesehatan.

Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa menghindari kebiasaan menjadi deadliner dan mulai mengerjakan pekerjaan lebih awal dan lebih teratur. Hal ini akan membantu mereka untuk meningkatkan kesehatan, produktivitas, dan kualitas pekerjaan mereka.

SHARE ARTIKEL

ARTIKEL LAINNYA

6 Kebiasaan Sehat yang Bisa Mencegah Sakit Flu di Tempat Kerja education

6 Kebiasaan Sehat yang Bisa Mencegah Sakit Flu di Tempat Kerja

5 Tips Mengoptimalkan Performa Kerja dengan Olahraga saat Mengalami Flu education

5 Tips Mengoptimalkan Performa Kerja dengan Olahraga saat Mengalami Flu

Jenis Olahraga untuk Bantu Redakan Flu education

Jenis Olahraga untuk Bantu Redakan Flu

Neozep Forte

Tersedia di Toko dan Apotek Terdekat

BELI DI SINI